Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
aku adalah anak yang dilahirkan untuk mengubah dunia dan aku akan membentuk paradigma baru....

Rabu, 27 Oktober 2010

Zimmy Permana sembiring
X2/42


SEKOLAH MENENGAH ATAS 4
JALAN GARDUJATI
B A N D U N G
2009
PENDAHULUAN
Plantae adalah salah satu kingdom yang ada di dalam pembagian kingdom. Pada plantae banyak sekali bahan materi pembelajaran yang sangat menarik. Salah satunya ialah lumut.


LUMUT


Lumut adalah peralihan dari talus ke kormus. Walau ada peneliti berpendapat bahwa lumut adalah talus, yang berarti lumut tidak memiliki akar, batang, dan daun. Di sisi lain banyak juga peneliti yang mengatakan bahwa lumut ialah kormus, yang berarti bahwa lumut sudah memiliki akar, daun, dan batang yang sejati. Namun, menurut pendapat saya lumut adalah peralihan dari talus ke kormus karena lumut memiliki sesuatu struktur yang menyerupai daun, batang, dan akar namun daun, batang, dan akar tersebut tidaklah sejati ditambah dengan penemuan dari peneliti-peneliti yang lain dan bertambah majunya ilmu pengetahuan juga teknologi.
Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b. lumut bersifat autotrof. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan lumut berkormus dan bertalus. Lumut dapat beradaptasi untuk tumbuh di tanah, belum mempunyai jaringan pengangkut, sudah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-beda. Batang apabila dilihat secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut selapis sel kulit, lapisan kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut air dan garam-garam mineral; belum terdapat floem dan xilem. Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang
tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong. Rizoid seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.
Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri dari: vaginula, seta, apofisis, kaliptra, kolumela. Sporofit tumbuh pada gametofit menyerupai daun. Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rizoid yang berfungsi seperti akar. Jika sporofit tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui pergiliran keturunan atau metagenesis. Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit. Reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet dalam gametofit. Ada dua macam gametangium yaitu arkegonium (gametangium betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk bulat seperti gada. Jika anteridium dan arkegonium dalam satu individu tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis). Jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja tumbuhan lumut disebut berumah dua (diesis).
Lumut yang sudah teridentifikasi mempunyai jumlah sekitar 16 ribu.





















METAGENESIS LUMUT




LUMUT
• Paling banyak dikenal yaitu lumut daun
• Memiliki rizhoid.
• Habitat di tempat gelap.
• Berkembang bak dengan cara menghasilkan spora melalui fertilisasi gamet.
• Mengalami metagenesis.





Lumut Hati (Hepaticopsida)
 Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran
 Menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing.
 Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
 Tidak memiliki batang dan daun.
 Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina.
 Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia.

Lumut Tanduk (Anthoceratophyta)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang.
Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas.
Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan.
Reproduksi seperti lumut hati.Contohnya Anthocerros sp.


Lumut Daun (Bryophyta)

 Lumut daun juga disebut lumut sejati.
 Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun.
 Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.
 Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum.

Beberapa klasifikasi lumut daun:
Anthoseros laevis
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros
Species : Anthoceros leavis
Diskripsi :
• Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid-rizoid.
• Susunan talusnya masih sederhana.
• Sel-selnya hanya memiliki satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
• Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma hampir selalu terisi lendir.
• Beberapa anteridium terkumpul dalam suatu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkegoniumnya.
• Sel yang diatas terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah dan merupakan kaki sporogonium.
• Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametovitnya.
• Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm.
Notothylus valvata
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Notothylus
Species : Notothylus valvata
Diskripsi :
• Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid-rizoid.
• Susunan talusnya masih sederhana.
• Sel-selnya hanya memiliki satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
• Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma hampir selalu terisi lendir.
• Beberapa anteridium terkumpul dalam suatu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkegoniumnya.
• Sel yang diatas terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah dan merupakan kaki sporogonium.
• Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametovitnya.
• Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm.
Marchantia polymorpha
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Species : Marchantia polymorpha
Diskripsi :
• Talus seperti pita, kurang lebih 2 cm lebarnya, agak tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu menonjol.
• Pada sisi bawah terdapat sisik-sisik perut dan rizoid-rizoid ysng bersifat fototrop negatif.
• Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula sehingga hampir mungkin di lalui air.
• Sisa-sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil dan berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan.
• Gametangium didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak.
• Dulu digunakan sebagai bahan obat penyakit hati. (hepar).
Riccia fluitans
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Marchantiales
Famili : Ricciaceae
Genus : Riccia
Species : Riccia fluitans
Diskripsi :
• Talus seperti pita, kurang lebih 2 cm lebarnya, agak tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu menonjol.
• Pada sisi bawah terdapat sisik-sisik perut dan rizoid-rizoid ysng bersifat fototrop negatif.
• Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula sehingga hampir mungkin di lalui air.
• Sisa-sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil dan berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan.
• Gametangium didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak.
Blasia pusilla
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Famili : Anacrogynaceae
Genus : Blasia
Species : Blasia fluitans
Diskripsi :
• Telah memiliki semacam batang yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsi ventral.
• Protonema hanya terdiri atas beberapa sel saja, tetapi ada pula yang protonemanya pipih dan menjadi bagian tubuhnya yang vegetatif.
• Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium.
• Sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium.
• Talus lebar, mempunyai rusuk tengah, pada tepi talusnya mulai tampak terbentuknya alat-alat seperti daun.
Metzgeria furcata
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Famili : Anacrogynaceae
Genus : Metzgeria
Species : Metzgeria furcata
Diskripsi :
• Talus berbentuk pita yang sempit, bercabang-cabang menggarpu.
• Hidup pada batang-batang pohon-pohonan atau diatas batu-batu cadas.
• Telah memiliki semacam batang yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsi ventral.
• Protonema hanya terdiri atas beberapa sel saja, tetapi ada pula yang protonemanya pipih dan menjadi bagian tubuhnya yang vegetatif.
• Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium.
• Sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium.
Calobryum mnioides
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Famili : Haplomitriaceae
Genus : Calobryum
Species : Calobryum mnioides
Diskripsi :
• Talus bersifat radial, mempunyai bagian seperti batang dengan 3 baris bagian-bagian serupa daun.
• Alat-alat kelamin terdapat diantara bagian-bagian seperti daun-daun, letaknya pada ujung bagian yang seperti batang.
• Umumnya hidup di daerah tropika.
• Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium.
• Sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium.
Andreaea petrophila
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Andreaeales
Famili : Andreaeaceae
Genus : Andreaea
Species : Andreaea petrophila
Diskripsi :
• Tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik mengalami kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh.
• Dapat ditemui di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang pohon,di rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air.
• Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna hijau.
• Alat kelamin terkumpul di ujung batang atau cabang, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya di paling atas.
• Protonema berbentuk pita yang bercabang-cabang.
• Kapsul spora mula-mula diselubungi oleh kaliptra yang bentuknya seperti kopyah bayi. Jika sudah masak pecah dengan 4 katup-katup.
• Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen.
Sphagnum fimbriatum
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Sphagnales
Famili : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Species : Sphagnum fimbriatum
Diskripsi :
• Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna hijau.
• Alat kelamin terkumpul di ujung batang atau cabang, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya di paling atas.
• Hidup di tempat-tempat berawa-rawa dan membentuk rumpun atau bantalan, pada bagian bawah yang ada di dalam air mati dan berubah menjadi gambut.
• Protonema merupakan suatu badan berbentuk daun kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri dari satu sel saja.
• Batangnya bercabang-cabang dan membentuk roset pada ujungnya.
• Setelah pembuahan, kaki selau memanjang seperti tangkai dan dinamakan pseudopodium.
• Kapsul spora mempunyai tutup yang akan membuka, jika spora sudah masak.
Funaria hygrometrica
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Brayales
Famili : Funariaceae
Genus : Funaria
Species : Funaria hygrometrica
Diskripsi :
• Sporogoniumnya mempunyai satu tangkai yang elastis, disebut seta.
• Kaliptra melebar seperti perut dan berguna sebagai penimbunan air bagi sporogonium yang masih muda.
• Gigi peristom tipis seperti selaput, berasal dari satu lapis sel sporogonium. Gigi mempunyai garis-garis melintang dan bersendi.
• Masuk dalam kelompok Eubryales acrocarpi.


Manfaat lumut bagi kehidupan antara lain:
 Marchantia polymorpha untuk mengobati penyakit hepatitis.
 Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.
 Spaghnum imbricatum yang merupakan bagian ramuan untuk mengobati luka.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Pengaruh Logam Lain Terhadap Korosi Besi

TUGAS KIMIA

Pengaruh Logam Lain Terhadap Korosi Besi


Nama: Zimmy Permana Sembiring
Kelas: XII ipa 1
Absen: 45





Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Bandung
Jl.Gardujati no.20
B A N D U N G
PRAKTEK




Tujuan: Mengetahui pengaruh logam lain terhadap korosi besi

Alat dan Bahan:
• 3 batang paku
• 3 buah piring kecil(tatakan gelas)
• K Fe(CN)
• Logam Zn
• Logam CU
• 1 saset agar-agar

Langkah kerja:
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Kemudian panaskan 1 set agar agar di dalam 600 ml air
3. Setelah mendidih masukkan larutan K Fe(CN) kedalam larutan agar-agar
4. Siapkan ketiga paku dengan keadaan 1 buah paku dililit oleh tembaga, 1 buah paku dililit oleh seng dan 1 buah paku tanpa perlakuan khusus
5. Letakkan masing-masing paku ke dalam tatakan gelas
6. Kemudian tuangkan agar-agar yang sudah dimasuki larutan K Fe(CN)
7. Amati apa yang terjadi

Pengamatan:








1. Ketika pertama kali larutan agar-agar dituangkan tampak dari dalam paku mengeluarkan warna hijau kebiruan
2. Setelah diamati untuk waktu 1 jam terlihat:
• Pada gambar a: warna hijau yang keluar dari dalam paku yang tidak dililit oleh logam lain merata
• Pada gambar b:warna hijau yang keluar dari dalam paku yang dililit oleh logam Zn hanya keluar pada ujung-ujung paku.
• Pada gambar c:warna hijau yang keluar dari dalam Paku yang dililit oleh logam Cu keluar melalui seluruh bagian yang dililit dengan cu dan lebih banyak dibandingkan dengan yang lain.
3. Setelah dihubungkan dengan korosi ternyata warna hijau yang keluar menunjukkan korosi yang terjadi pada paku dan logam yang melilitnya.

Ayo Majukan Laut Indonesia

Ada beberapa catatan atau alasan mengapa kelautan dan perikanan dapat menjadi penggerak perekonomian, di antaranya

pertama, adalah secara kuantitas dan diversifikasi Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang luas.

Kedua dari segi bahan baku Indonesia memiliki daya saing yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.

Ketiga, Indonesia memiliki posisi strategis dengan luas wilayah laut dibandingkan dengan negara-negara lain di sekitarnya.

Keempat potensi kelautan adalah potensi yang terbarui sehingga dapat bertahan dalam jangka panjang.

Kelima perikanan dan kelautan memiliki investasi yang tinggi dalam hal inilah kiranya perlu pemberdayaan potensi sumber daya ini seoptimal mungkin karena bisa memberikan devisa bagi negara.

Gereja abad 21 by zimmy

Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, banyak pemimpin gereja prihatin tentang seperti apa gereja Kristen yang akan terlihat pada abad ke-21. Meskipun tidak ada yang bisa menggambarkan gereja ini dengan pasti, ada kemungkinan untuk membuat beberapa dugaan berdasarkan apa yang telah kita lihat di bagian akhir tahun 1990-an. Berikut ini adalah gambaran singkat dari tren luas dalam kehidupan gereja abad 21 yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

Berikut adalah mode,tren yang berkembang dan akan terlihat pada gereja abad 21:

1. Ibadah: Mengalami Tuhan

Gereja abad ke-21 terutama berfokus pada seseorang yang menyembah Allah bukan pada seseorang yang belajar tentang Allah .Tren ini dikonfirmasi oleh pertumbuhan unchurched, Alkitabiah buta huruf, etis void pertumbuhan populasi di luar pengaruh Kristen. kebutuhan dasar mereka adalah untuk mengalami kehadiran (imanensi) Tuhan, tidak untuk dididik tentang Tuhan atau gereja.Penekanan ditempatkan pada mengaduk hati dan emosi, tidak mendidik kepala.

Cara seseorang merasakan kehadiran Tuhan dalam ibadah lebih merupakan mode dari tren. Apakah gereja menggunakan synthesizer atau organ akan berubah dari dekade ke dekade. Penggunaan wawancara dan drama akan digantikan oleh metode lain. Namun, pergerakan arus terhadap pemanfaatan video dan komputer dalam ibadah adalah tren yang akan kami pakai untuk banyak masa berikutnya dan membuka jalan bagi efek visual yang lebih rumit dalam ibadah.Apakah gerakan menjauh dari buletin dan hymnals adalah tren atau sekedar iseng saja masih harus dilihat. Penggunaan chorus pujian, Gregorian Chant, dan rap adalah mode yang akan berubah dari waktu ke waktu. Satu hal yang pasti, musik Elizabethan tidak lagi tren.

2. Komunitas: Menciptakan Tempat Aman

Gereja abad ke-21 adalah tempat yang aman untuk mengembangkan sebagian besar kehidupan sosial, menjalin hubungan, dan mendengar Injil. komunitas Kristen adalah perhatian utama karena dunia ini menjadi lebih bermusuhan terhadap gereja. Gereja ini menyediakan untuk sebagian orang fisik dan spiritual.

Sebuah tren utama adalah menyediakan penitipan yang aman di mana orang tua dapat meninggalkan anak-anak mereka tanpa khawatir tentang mereka. Orang tua memberikan HP atau memberi mereka sebuah nomor dan kemudian menampilkan di papan skor ketika anak mereka membutuhkan mereka.

3. Outreach: Menjangkau nonKristen

Gereja abad ke-21 mengembangkan pelayanan bagi orang-orang nonKristen

bukan untuk orang-orang yang tumbuh dalam budaya gereja. Konversi menggantikan dakwah atau mentransfer dari gereja lain sebagai tren utama dalam pertumbuhan gereja. Sebuah penemuan kembali dan penghargaan untuk Kitab Suci akan menjadi tren besar. Praktik seperti pembaptisan bayi selain menjadi tren juga menjadi mode.

4. Pertumbuhan Rohani: Membuat Murid

Gereja abad ke-21 berfokus pada pembuatan murid daripada membuat keputusan atau "menjalankan gereja." Mendorong kaum awam untuk mengembangkan rohani Allah yang diberikan karunia mereka bukannya memegang kantor gereja institusional adalah tren.

5. Pengambilan Keputusan: Mempromosikan Akuntabilitas

Gereja abad ke-21 mempromosikan akuntabilitas, bukan kontrol, sebagai bentuk dominan pemerintahan. Birokrasi adalah tren abad ke-20, hari ini adalah kebiasaan, besok itu punah. Orang-orang diberi izin untuk memulai pelayanan baru tanpa banyak birokrasi. Tim yang membuat.gereja rumah dan kelompok-kelompok kecil akan lebih dari tren.

6. Komitmen: Bervariasi Menurut kemakmuran

Gereja abad ke-21 menganggap komitmen tinggi sebagai nilai dasar. Kecenderungan mengarah ke lebih banyak orang yang menghadiri ibadah daripada di gulungan gereja dan orang-orang yang diminta untuk membuktikan diri sebagai pelayan sebelum menjadi pemimpin.

Ini khusus tentang bentuk komitmen, seperti memberikan minimal 10 persen dari waktunya satu, bakat, dan pendapatan untuk Kristus, adalah sebuah tren yang akan berubah tergantung pada iklim budaya. Jumlah waktu orang kaya berinvestasi dalam pelayanan membutuhkan komitmen tinggi dari berapa banyak uang yang mereka berikan, sedangkan jumlah uang yang diberikan oleh orang-orang kaya kurang memerlukan komitmen tinggi dari berapa banyak waktu yang mereka berikan.

7. Kepemimpinan: Memobilisasi kamu awam

Gereja abad ke-21 memobilisasi kaum awam untuk pelayanan bukan mengandalkan pendeta yang dibayar. Kecenderungan adalah menuju pemimpin gereja hadir lebih sedikit dan lebih awam seminari mengambil tangan-tanggung jawab untuk pelayanan. Beberapa ulama yang ada di abad 21 sama dengan orang-orang yang melengkapi orang lain dan pengurus jemaat.

8. Demografi: Multikultural di etnisitas

Gereja abad 21 adalah multikultural karena sebagian besar pertumbuhan penduduk bersih dari imigrasi dan generasi imigran kedua.Salah satu pelayanan penginjilan utama adalah mengajar para pemimpin dengan bahasa yang berbeda.

Dialog dengan agama lain didorong karena mereka melebihi jumlah orang Kristen di Amerika Utara. Bentuk dasar dari penginjilan adalah seperti yang Paulus lakukan di Korintus. Kecenderungan ini jauh dari kepemimpinan Kaukasia. Target adalah perubahan budaya yang tumbuh di kepemimpinan dan kedua generasi pertama imigran.

9. Afiliasi Keagamaan: Loose-Knit Aliansi

Gereja abad ke-21 adalah bagian dari denominasi-kuasi yang tidak ada pada 1990-an. Kecenderungan adalah membuat aliansi gereja yang bergabung bersama untuk misi serupa dan teologi.

Ini-kuasi denominasi ada untuk sumber daya jemaat lokal, dan sangat ramping di pusat yang bertentangan ke atas. Alasan lain untuk aliansi ini adalah untuk menjamin integritas pribadi kepemimpinan lokal. Kepemimpinan lebih dari sekedar kebiasaan dari tren karena akan selalu berubah.

10. Teologi: Konservatif dan Liberal

Gereja abad ke-21 secara teologis konservatif dan liberal teknologi. Kecenderungan hari ini hampir semuanya adalah konservatif, kecuali ketika datang ke teknologi. Sebagian besar gereja-gereja tumbuh dan kuasi-denominasi yang sudah muncul bersama teologis konservatif dengan dua perbedaan dasar dari konservatisme dari masa lalu. Satu, mereka lebih menerima dan kurang fanatik daripada kebanyakan gereja-gereja mapan yang ada. Dua, mereka bersemangat memasukkan banyak bentuk teknologi. Potongan-potongan ini sebenarnya konservatisme dan teknologi merupakan mode, seperti aborsi, homoseksualitas, dan email.

11. Misi: Pemikiran Paroki

Gereja abad ke-21 berfokus pada mendapat area untukgereja, bukannya membangun sebuah gereja tertentu. Hal ini membuat ukuran dan kadang-kadang lokasi gereja yang tidak relevan. Karena hukum zonasi perubahan dan biaya konstruksi, gereja memiliki lebih dari satu lokasi dan di gedung yang pernah digunakan untuk sesuatu yang lain. Jendela kaca Stained, menara, dan bangku-bangku yang bergeser dari tren untuk mode.

Lebih banyak kemungkinan dapat disarankan mengenai gereja abad ke-21. Namun, kemungkinan besar itu hanya mode yang tidak akan bertahan.

Senin, 04 Oktober 2010

TUMBUHAN BIJI

TUMBUHAN BIJI



OLEH:
ZIMMY PERMANA SEMBIRING
X2
39








SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 Bandung
Jl. Gardujati
Bandung
2009

TUMBUHAN BIJI

Pertama-tama saya akan menjelaskan apa yang saya ketahui mengenai tumbuhan
biji.
Dari sumber yang saya temukan saya dapat mengetahui bahwa tumbuhan biji adalah bagian dari kingdom Plantae yang sering juga disebut Spermatophyta. Tumbuhan ini sudah memiliki pembuluh pengangkut danj akar, batang, daun yang sejati. Dari segi perkembangbiakannya, reproduksi tumbuhan biji dapat terjadi secara seksual dan aseksual.
Tumbuhan biji dibagi menjadi 2 sub divisi yaitu gymnospermae dan angiospermae.


GYMNOSPERMAE (Tumbuhan Biji Terbuka)
Dari bahasa Yunani: gymnos berarti telanjang dan sperma berarti biji merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah. Pada tumbuhan berbunga, biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji dapat terlihat langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung.

Ciri-ciri:
• TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA
• TUMBUHAN SEMAK, POHON KERAS, BERKAYU
• AKAR TUNGGANG, BATANG BERCABANG
• DAUN KAKU, SEMPIT, JARANG, LEBAR
• MEMILIKI STROBILUS/RUNJUNG SEBAGAI ALAT PERKEMBANGBIAKAN


Manfaat:
PEMBUAT KERTAS & KOREK API
OBAT-OBATAN
MAKANAN
TANAMAN HIAS














Piniphyta > Sering disebut conifer.
Memiliki ciri-ciri yaitu:
1. Daun Jarum
2. Penghasil Resin
3. Berumah !
Contoh: Pinus Sp

Cycadophyta > Sering juga disebut Pakis
Memiliki ciri-ciri yaitu:
1. Berumah 2
2. Hidup di daerah tropis dan subtropics
Contoh: Cycas rumpii


Ginkgophyta
Memiliki ciri-ciri yaitu:
1. Berumah 2
2. berupa pohon
3. Biji terbuka ke udara bebas
Contoh: Ginkgo biloba


Gnetophyta
Memiliki ciri-ciri yaitu:
1. Punya Xilem:Mengatur air
2. Berumah 1
Contoh: Melinjo

Angiospermae (Tumbuhan Biji Tertutup)
Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil (sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar.
Ciri – ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai bunga yang sesungguhnya
b. Daun yang pipih , lebar dengan susunan tulang yang beraneka ragam
c. Bakal biji atau biji tidak tampak karena terbungkus dalam suatu badan yang berasal dari daun buah, yaitu putik.
d. Selisih waktu yang relative pendek antara penyerbukan dan pembuahan
e. Mengalami pembuahan ganda.
Tumbuhan biji tertutup meliputi tumbuhan yang kecil merayap, semak dan perdu hingga pohon – pohon yang besar yang menjulang tinggi.


Golongan ini dibagi kedalam 2 kelas, yaitu :'
1. Tumbuhan dikotil (Dycotyledonae atau Dicotylae)
2. Tumbuhan monokotil (Monocotyledoneae atau monocotylae)

Didalam Angiospermae terdapat bunga.
Berikut bagian-bagian bunga tersebut:

BAGIAN BUNGA FUNGSI
1. Kelopak (kalik) Melindungi kuncup bunga
2. Mahkota (korola) Menarik perhatian serangga
3. Benang sari (stamen) terdiri dari :
a. tangkai sari (filamen)
b. kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong sari
Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu serbuk sari (pollen)
4. Putik (pistilus) terdiri atas :
a. tangkai putik (stilus)
b. kepala putik (stigma)
c. bakal buah (ovarium) di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovule)
Sebagai penghasil gamet betina

Monokotil
Tadi Saya sudah menyebutkan bahwa angiospermae dibagi 2 salah satunya ialah Monokotil.
Monokotil memiliki ciri-ciri yaitu:
1. Mempunyai biji berkeping satu
2. Berakar serabut,
3. Batangnya dari pangkal sampai ujung hampir sama besarnya
4. Umumnya tidak bercabang
5. Akar dan batang tidak berkambium.
Contohnya: Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Musa paradisiaca (pisang), Cocos nucifera (kelapa).

Dikotil
Dikotil sangat berbeda dengan monokotil karena dikotil memiliki ciri-ciri Yaitu:
1. Mempunyai biji jumlah kepingnya dua
2. Berakar tunggang
3. Batang dari pangkal besar makin ke atas makin kecil
4. Batang bercabang, akar dan batang berkambium.
Contohnya: Casia siamea (johar), Arachis hypogea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu biji), Ficus elastica (karet).


Daur Hidup Dari Angiospermae








Beberapa gambar Untuk Gymnospermae



























Beberapa Gambar Untuk Angiospermae

adat karo,merdang merdem

Merdang Merdem
Merdang Merdem or Kerja Tahun is a celebration of tribe Karo in Kabupaten Karo. It is said merdang merdem is routine activity every year usual is executed after event is planting paddy in rice field completed. The celebration is part of thanks utterance to the Creator because activity plants paddy had past. Escorted prayer that the paddy crop is blessed so that free of pest and yields copious crop. Moment entangling all member of the kampong usually also is exploited muda-mudi as place looks for couple. Every event of merdang merdem usually is toned up with drum guro-guro aron that is event of traditional dance of Karo entangling couple muda-mudi. Every district in Tanah Karo celebrates merdang merdem in different. District of Munte celebrates merdang merdem at day ke-26 beraspati deme calendar of usual Karo fallen in juli.

It is said, party as of the kampong so hilarious so that its(the celebration stripper to six days where every day has different meaning.

* First day, cikor-kor.

The day is initial part of preparation greets merdang merdem marked with activity to look for choirs, of a kind usual insect at subterranean. Generally its(the location below(under trees. At that day all residents go to farm to look for choirs to be made lauk food at that day.

* Second day, cikurung.

As does at first day of second day is marked with activity to look for cage in farm or rice field. Cage is animal living in wetland or rice field, usualy is made lauk by public Karo.

* Third day, ndurung.

Day third is marked with activity to look for nurung, mention for fish, in rice field or river. At that day resident one kampongs eats with lauk fish. Fish catched usually nurung mas, lele which usualy is called as sebakut, kaperas, eel.

* Fourth day, mantem or motong.

Day is one day nearing day celebration of top. At that day kampong resident cuts cow, buffalo, and pig to be made lauk.

* Fifth day, matana.

Matana mean day celebration top. At that day all residents is each other visit its(the consanquinity. Each time pays a visit all menus which have been collected semenjak day cikor-kor, cikurung, ndurung, and mantem is served. At the time of the all residents brightens up. Crop has run carefully and activity to plant paddy have also completed is executed. Center celebration usually in plaza or usualy is called as kiosk, a kind of hall place of celebration of party. Event of disitu is toned up with drum guro-guro aron where muda-mudi which have been decorated with custom clothes to do traditional dance. Celebration is not only celebrated by kampong resident but also consanquinity from outside kampong be invited adds situation increasingly glorious. At that day heaviest work is eating. Because each time pays a visit to its(the order consanquinity house is obliged to eat.

* Sixth day, nimpa.

That day is marked with activity to make cimpa, food typical of Karo, usualy is called as lepat. Cimpa its(the base goods is whole-wheat, demerara, and scar coconut. Cimpa tesebut usually besides for additional dish after eating. Incomplete likely merdang merdem without presence cimpa. For other district in Tanah Karo activity of nimpa is changed with ngerires that is event of making rires which in language indonesia called as lemang. Cimpa or lemang its(the endurance is sufficiently long, still good to eaten even have been two-day the duration. Therefore cimpa or rires suited for made [by] present for guest when return.

* Seventh day, rebu.

The day is last day from with refer to party six day befores. At the day there is no activity done. Guests has returned to its(the provenance. All populating residents in house. Event of kunjung-mengunjungi had past. Go to rice field or farm also prohibited at that day. As does meaning of rebu itself with the meaning not is each other admonish, that day is day x'self soothing after during six days celebrates. Having immeasurable impression ready to stick at heart each kampong resident. Day tomorrow has waited to return to does activity as days usually.

POTENSI SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI KAWASAN PESISIR DAN LAUT DANGKAL: PELUANG INVESTASI SERTA UPAYA PENGEMBANGANNYA

POTENSI SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI KAWASAN PESISIR DAN LAUT DANGKAL: PELUANG INVESTASI SERTA UPAYA PENGEMBANGANNYA
Versi PDF Cetak ke Printer

Penulis Artikel Puslitbang Geologi Kelautan : Subaktian Lubis

Pembangunan kelautan termasuk kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan salah satu sektor yang belum sepenuhnya dikelola padahal memiliki potensi berlimpah untuk dikembangkan. Awal pengembangan sektor kelautan ini dimulai pada penyusunan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 yang mencantumkan bahwa titik berat misi pembangunan kelautan diarahkan pada penganekaragaman, pemanfaatan dan pembudidayaan sumberdaya kelautan serta pemeliharaan kelestarian ekosistem dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR KELAUTAN

Pembangunan kelautan termasuk kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan salah satu sektor yang belum sepenuhnya dikelola padahal memiliki potensi berlimpah untuk dikembangkan. Awal pengembangan sektor kelautan ini dimulai pada penyusunan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 yang mencantumkan bahwa titik berat misi pembangunan kelautan diarahkan pada penganekaragaman, pemanfaatan dan pembudidayaan sumberdaya kelautan serta pemeliharaan kelestarian ekosistem dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

Terjadinya krisis moneter yang mengakibatkan krisis ekonomi di Indonesia, merupakan pemicu pengalihan pemerintahan, sehingga MPR belum mengesahkan GBHN 1998, dengan demikian maka pembangunan kelautan mengacu pada ketetapan MPR No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai Haluan Negara.
Selain itu, Deklarasi Bunaken yang telah dicanangkan oleh Presiden RI tanggal 26 September 1998 telah memberikan dukungan bagi visi pembangunan dan persatuan nasional Indonesia, yang harus juga berorientasi ke laut, sehingga perhatian harus diberikan untuk pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan potensi kelautan Indonesia. Penegasan kembali dukungan pemerintah akan arti penting pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber kelautan khususnya dikaitkan dengan percepatan pembangunan Kawasan Timur Indonesia ini digulirkannya program Gerbang Mina Bahari di Gorontalo pada akhir tahun 2003.

Dalam rangka mencapai sasaran diatas maka pada Buku Biru BAPPENAS 1999/2000 yang disusun oleh Kabinet Reformasi telah disusun pokok-pokok kebijaksanaan pembangunan kelautan, diantaranya:

a.Menegakkan kedaulatan dan yurisdiksi nasional.
b.Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut.
c.Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan.
d.Mengembangkan potensi industri kelautan.
e.Mengembangkan data dan informasi kelautan.
f.Mempertahankan daya dukung dan kelestarian fungsi kelautan.

KONDISI UMUM WILAYAH LAUT INDONESIA
Berdasarkan statistik aset kewilayahan nasional, luas wilayah perairan Indonesia mencapai 5,9 juta km2 dengan rincian luas kepulauan 2,8 juta km2, luas laut territorial 0,4 km2, 2,7 km2 luas wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan klaim 0,8 juta km2 luas wilayah Landas Kontinen Republik Indonesia (LKRI), dengan jumlah pulau sekitar 17.508 pulau besar dan kecil. Wilayah laut sebagai bagian integral dari wilayah kelautan nasional yang ditetapkan melalui Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa (UNCLOS) pada tahun 1982 tentang Hukum Laut Internasional (secara resmi diratifikasi pada tanggal 19 November 1993 setelah disetujui dan ditandatangani oleh 60 negara anggota PBB kemudian disahkan secara resmi tanggal 16 November 1994), merupakan wilayah teritorial Indonesia yang melingkupi seluruh kepulauan Indonesia sampai jarak 12 mil ke arah luar dari garis pantai.
Disamping itu, wilayah yurisdiksi nasional yang meliputi Zone Ekonomi Ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil dan klaim atas wilayah Landas Kontinen Republik Indonesia (LKRI) sejauh 350 mil diukur dari garis pangkal teritorial.

Dengan ditetapkannya konvensi tersebut maka wilayah laut yang dapat dimanfaatkan diperkirakan mencapai 6,7 juta kilometer persegi terdiri atas 3,1 juta kilometer persegi perairan Indonesia dan 3,6 juta kilometer persegi perairan ZEE dan LKRI. Adanya tambahan wilayah laut terutama di bagian barat Sumatera dan bagian selatan Jawa yaitu yang diklaim sebagai wilayah LKRI (Bakosurtanal, 1997) memberikan konsekuensi bertambah luasnya wilayah perairan Indonesia seluas 38 juta hektar (387.000 Km2) yang harus segera dieksplorasi dan dipetakan.
Dengan sendirinya diperlukan upaya untuk mempercepat pelaksanaan pemetaan atau penyelidikan geologi/geofisika kelautan di seluruh perairan Indonesia.

GAMBARAN POTENSI SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI DASAR LAUT
Secara umum kejadian dan keberadaan sumberdaya mineral dasar laut dikontrol oleh proses-proses tektonik dan tatanan geologi kelautan regional mulai dari kawasan pantai hingga Zona Ekonomi Eksklusif.

Cadangan mineral bernilai ekonomis di perairan Indonesia diperkirakan tersebar di perairan antar pulau. Pada umumnya mineral-mineral tersebut terperangkap di dalam lapisan sedimen, mulai dari sedimen permukaan berumur Kuarter hingga ribuan meter di bawah dasar laut pada sedimen Tersier.
Sumberdaya mineral penting yang mampu mendukung kegiatan industri pertambangan adalah endapan hidrotermal yang pembentukannya dipengaruhi oleh kegiatan magmatis, dan endapan mineral sedimen yang berasosiasi dengan pengendapan sedimen.

Sumberdaya mineral lepas pantai yang telah diidentifikasi terdiri dari: timah yang merupakan endapan letakan (placer deposit), fosforit berupa fospat kalium, kerak dan nodul oksida yang berindikasi mangaan, kobal, pasir besi, lumpur logam besi, kromit yang berasosiasi dengan batuan ultrabasa-ofiolit, mineral zirkon dan monasit, karbonat dan agregat bahan konstruksi.

Timah
Potensi timah Indonesia diperkirakan antara 800.000 sampai 1.000.000 ton, dimana 70% cadangan terbukti berada di dasar laut dalam bentuk kasiterit. Daerah yang dikenal sebagai daerah potensi timah yaitu Bangka, Belitung,Singkep, Lingga, Kundur dan Karimun.

karya tulis, membuat esai

Deskripsi Esai, Panduan Menulis, Tips dan Trik, dan Langkah Membuat Esai

Apakah Esai itu?

Sebuah esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek.

Apa yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan dengan merujuk pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada, tetapi pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada sering kali masih tidak lengkap dan kadang bertolak belakang sehingga masih mengandung kekurangan juga. Misal mengenai ukuran esai, ada yang menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca sekali duduk; mengenai isi esai, ada yang menyatakan berupa analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian juga mengenai gaya dan metode esai ada yang menyatakan bebas dan ada yang menyatakan teratur.

Penjelasan mengenai esai dapat lebih "aman dan mudah dimengerti" jika ditempuh dengan cara meminjam pembagian model penalaran ala Edward de Bono. Menurut De Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model penalaran vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan) dan kedua model penalaran lateral (membukakan perhatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh).

Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaran lateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan dapat melompat-lompat dan provokatif. Sebab, esai menurut makna asal katanya adalah sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus menjawab suatu persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon, esai lebih sebagai butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah makanan yang mengenyangkan.



Sejarah Esai

Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.

Lalu bagaimana pengertian esai menurut Montaigne? Montaigne menuliskan sikap dan pandangannya mengenai esai melalui deskripsi-deskripsinya yang tersirat, sahaja, rendah hati tetapi jernih dalam sebuah kata pengantar bukunya: "Pembaca, ini sebuah buku yang jujur. Anda diperingatkan semenjak awal bahwa dalam buku ini telah saya tetapkan suatu tujuan yang bersifat kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya bahwa buku ini harus bermanfaat untuk anda atau harus memuliakan diri saya. Maksud itu berada di luar kemampuan saya. Buku ini saya persembahkan kepada para kerabat dan handai taulan agar dapat mereka manfaatkan secara pribadi sehingga ketika saya tidak lagi berada di tengah-tengah mereka (suatu hal yang pasti segera mereka alami), dapatlah mereka temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan dan rasa humor saya, dan mudah-mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka peroleh tentang diri saya tetap awet dan selalu hidup" (dari "To The Reader").

Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama. Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi esais-esais sesudahnya. Ada beberapa esai yang formal, dan ada beberapa esai lain yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai formal lebih sering dipergunakan oleh para pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Formal esai dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot, logis dan lebih panjang.

Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid) dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985), tapi Jassin tidak bisa menerangjelaskan rumusan esai.


Tipe Esai

Esai Deskriptif
Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. Rincian pendukung disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui penginderaan.

Esai ekspositori
Esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis (berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.

Esai naratif
Menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu. Esai persuasif bersuaha mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.

Esai dokumentatif
Memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu. Esai ini mengikuti panduan dari MLA, APA, atau panduan Turabian.



Panduan Dasar Menulis Esai

Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.


Struktur Sebuah Esai

Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:

1. Paragraf Pertama

Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa sub topik.

2. Paragraf Kedua sampai kelima

Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.

3. Paragraf Kelima (terakhir)

Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca




Langkah-langkah membuat Esai


1. Tentukan topik
2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda
3. Tuliskan tesis anda dalam kalimat yang singkat dan jelas
4. Tuliskan tubuh tesis anda:

* Mulailah dengan poin-poin penting
* kemudian buatlah beberapa sub topik
* Kembangkan sub topik yang telah anda buat


5. Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
6. Tuliskan kesimpulan
7. Berikan sentuhan terakhir



Memilih Topik

Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.

Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang "Indonesia" adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi "Kekayaan Budaya Indonesia" atau "Situasi Politik di Indonesia". Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.

Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.

* Tentukan Tujuan
Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.

* Tuliskan Minat Anda
Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.

* Evaluasi Potensial Topik
Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.




Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.


Membuat Outline

Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.

1. Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas
2. Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup lebar diantaranya
3. Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:
* Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik
* Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca
* Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut
4. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama




Menuliskan Tesis

Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri dari dua bagian:

* Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia
* Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.




Menuliskan Tubuh Esai

Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.

Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:

1. Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah: "Pemberantasan korupsi di Indonesia", anda dapat menuliskan: "Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama".
2. Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris.
3. Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi.
4. Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.



Setelah menuliskan tubuh tesis, anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.


Menulis Paragraf Pertama

1. Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
* Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca anda, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat.
* Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
* Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan poin anda.
2. Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan tesis anda.
3. Tutup paragraf anda dengan pernyataan tesis anda.




Menuliskan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.


Memberikah Sentuhan Akhir

1. Teliti urutan paragraf Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika naskah anda menjelaskan suatu proses, anda harus bertahan pada urutan yang anda buat.
2. Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan sebagainya
3. Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat poin yang lemah. Baca dan baca kembali naskah anda.
4. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca kembali. Apakah masih masuk akal?
5. Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.
6. Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda.

esay IOE 2010 karya finalis zimmy permana


Pengembangan Potensi Kelautan di Indonesia


Indonesia adalah negara maritim terbesar dan pemilik garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada yaitu sekitar 81.000 km. Karena itu Indonesia memiliki banyak potensi kelautan yang sangat strategis. Salah satu potensi kelautan Indonesia adalah energi listrik yang berasal dari arus laut. Selain itu potensi perikanan juga merupakan jawaban yang tepat untuk mengawali pengembangan potensi kelautan yang melimpah ruah di Indonesia.
Potensi Indonesia dalam bidang energi bukan hanya bahan bakar fosil saja, karena banyak sumber energi lain. Namun saat ini keterbatasan energi menjadi masalah Indonesia dan dunia. Pengembangan energi listrik yang berasal dari arus laut ialah salah satu bentuk pengembangan potensi kelautan di Indonesia. Selain karena sumber daya yang memadai, energi ini juga ramah lingkungan.
Mengutip data Bappenas Bidang Tata Ruang dan Kemaritiman, gelombang dari arus laut di Indonesia memiliki potensi kapasitas energi sekurangnya 6-9 Terra Watt. Bila potensi kelautan tersebut dapat kita manfaatkan maka kita akan mendapatkan energi 30.000-50.000 kali lipat lebih banyak dibandingkan kapasitas energi pembangkit PLTA Jatiluhur dengan kapasitas 187 MW. Hal ini menjadi sangat mungkin dengan keberadaan teknologi yang memadai dan dengan sumber daya manusia Indonesia. Namun kurangnya perhatian pemerintah membuat Indonesia kembali tertinggal dengan negara lain dalam pengembangan potensi kelautan tersebut. Seharusnya saat ini pemerintah lebih melirik kedalam pengembangan potensi energi arus laut karena dengan pengembangan potensi ini maka Indonesia dapat lebih maju dan mensejahterakan rakyatnya.
Bukan lautan atau kolam susu, kail dan jala cukup menghidupiku. Sepenggal lirik lagu yang mendukung bahwa potensi perikanan juga merupakan potensi kelautan yang strategis di Indonesia . Pengembangan sudah digagas sejak dahulu namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Pengembangan potensi perikanan laut di Indonesia masih terkendala oleh teknologi dan pendidikan. Teknologi yang dipakai nelayan kita masih tergolong teknologi sederhana dan pendidikan tentang bagaimana cara menjaga, merawat, membudidayakan dan melestarikan ekosistem laut masihlah sangat minim. Bila kita melihat dari potensi yang ada, Indonesia memiliki luas wilayah perairan 5,9 juta kilometer persegi. Yang artinya begitu luasnya lahan tempat kita dapat bekerja dan berapa banyak ikan yang dapat kita panen. Angka yang sangat realistis yaitu 6,2 juta ton ikan per tahun yang kita dapatkan. Bahkan dengan pengembangan potensi yang maksimal bukan tidak mungkin angka tersebut melampaui puluhan juta ton.
Indonesia memiliki banyak potensi kelautan yang sangat besar . Yang menjadi masalah ialah mengapa laut seperti dianak tirikan oleh pemiliknya. Tidak menjadi komoditas utama, tidak dipercaya dan selalu terkesan biasa saja. Melihat potensi yang ada Indonesia harus malu dan sadar. Pengembangan potensi arus laut di Indonesia haruslah kita maksimalkan karena hal itu akan mendukung pembangunan kesejahteraan rakyat. Sebab dengan harga enegi yang murah maka biaya produksi dalam masyarakat akan menurun. Pengembangan potensi perikanan di laut Indonesia juga harus mendapat dukungan dari setiap penggerak perekonomian, agar nelayan tidak kesulitan dalam mencari modal. Pemetaan juga harus dilakukan di laut Indonesia agar setiap jengkal potensi laut Indonesia bisa dikembangkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.