Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
aku adalah anak yang dilahirkan untuk mengubah dunia dan aku akan membentuk paradigma baru....

Rabu, 08 Februari 2012

Kampung Karo, Kelapa Sawit, Eksistensi Kalak Karo i Taneh Perantauan


Kampung Karo, Kelapa Sawit, Eksistensi Kalak Karo i Taneh Perantauan


Sejak dulu bertani merupakan pekerjaan mayoritas yang di lakoni orang-orang suku Karo. Keadaan geografis serta keadaan tanah yang cukup subur menjadikan sebagian besar warga Karo berprofesi menjadi petani.Letak geografisnya yang berada di pegunungan atau dataran tinggi ikut mendukung ketersediaan air bersih dan kondisi lingkungan yang stabil. Mulai dari tanaman palawija, padi, rempah-rempah, markisa, jeruk menjadi komoditas utama. Namun berawal dari bertambahnya jumlah penduduk tanah Karo, hal ini kemudian  menjadi masalah ketika lahan yang digarap tetap, kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal meningkat, serta banyak hama yang menyerang tanaman petani. Oleh karena itu banyak orang Karo yang merantau keluar untuk bekerja atau mencari lahan untuk bertani.
Sekitar tahun 1980an diawali oleh beberapa orang Karo yang bekerja di PTPN IV dimulailah perantauan muda-mudi Karo yang pindah dan membuka lahan baru di daerah provinsi Riau khususnya Kabupaten Siak. Pada mulanya mayoritas lahan di riau adalah hutan yang cukup lebat di sertai rawa yang cukup luas karena letaknya di dataran rendah. Memang di awali dengan cara yang salah yaitu dengan melakukan penebangan liar atau membakar hutan untuk membuka lahan. Namun hal itu sudah tidak bisa kita ubah karena sebagian besar lahan di provinsi riau sudah berubah menjadi perkebunan-perkebunan kelapa sawit.
Di Desa Dayun misalnya, pada masa tahun 1990an didesa ini hanya terdapat beberapa keluarga Karo dan beberapa keluarga Melayu yang merantau untuk ikut menggarap lahan kelapa awit. Saat itu harga komoditas kelapa sawit hanya berkisar Rp300an per kilonya dan harga tanah per hektarepun terbilang sangat murah. Pada kondisi ini penerangan yang dipakai hanyalah berasal dari lampu teplok.
Seiring berjalannya waktu sekitar tahun 2005 harga komoditas kelapa sawit meningkat hingga menembus harga Rp 1000 per kilogramnya. Saat itulah merupakan momentum kedatangan banyak pendatang yang ingin menanamkan modalnya dan meraih untung dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Namun eksistensi orang-orang Karo tidak redup namun semakin terlihat dengan adanya kampung Karo di desa Dayun kecamatan Dayun kabupaten Siak. Sebuah daerah dimana seluruh penduduk didaerah tersebut adalah orang- orang Karo. Dengan mencari “kade-kade” sebagai orang dengan suku Karo akan dapat dengan mudah mendapatkan tempat dikampung itu dan memulai perjuangan. Saat ini masih banyak kesempatan untuk orang-orang Karo yang ingin mengadu nasib di Riau. Eksistensi orang Karo terbukti dengan mekarnya Klasis GBKP Riau-Sumbar.
(Zimmy P S)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar