“Penentuan Lokasi, Rancangan, dan Pembuatan Embung
untuk Pertanian”
Budi Indra Setiawan1,
Yanuar Chandra Wirasembada1, Wahyu Priya Kusanda 2,
Sagita Laksmi Jannati2, Ani Andayani 3
1Institut Pertanian Bogor
2PT Teknindo Geosistem Unggul
3Kementerian Pertanian
Ditelaah oleh: Zimmy Permana Sembiring (Dit. PSPKP Wilayah III)
Bab 1 Pendahuluan
Embung adalah
kolam besar yang digunakan untuk menampung air. Terdapat tiga sumber air untuk
mengisi embung. Ketiga sumber ini dapat dimanfaarkan secara bersamaan maupun
terpisah sesuai potensi wilayah dengan tujuan untuk pemanfaatan air ataupun
mengatasi masalah genangan air yang tak terkendali (Gambar 1).
Air hujan
ditampung menjadi sumber air bersih dilingkungan dalam permukiman agar mudah
diakses masyarakat sedangkan untuk pertanian
maka air harus ditampung didaerah hulu untuk dapat kemudian dialirkan
menggunakan gaya gravitasi yang kapasitasnya disesuaikan dengan kebutuhan untuk
irigasi. Untuk pemanfaatan pertanian perlu dikaji neraca air dan perencanaan.
Gambar
1. sumber air embung dan tujuan pembangunan embung
Bab 2 Penentuan Lokasi
Embung
Dalam penentuan lokasi embung
diperlukan informasi berupa:
1. Peta Lokasi
2.
Peta
Digital Tutupan Lahan (BIG)
3.
Peta
Digital Kontur (BIG)
4. Curah Hujan Harian (BMKG)
Gambar
2. Diagram proses penentuan lokasi embung.
Pada
Gambar 2 dijelaskan bahwa penentuan
lokasi melalui hasil uji geoteknik, lokasi harus memiliki kekerasan yang kecil
dan mampu digali>4m maka dikatakan layak. Rumus yang dipakai untuk
menentukan kedalaman rencana sesuai dengan kebutuhan volume air yaitu
Dimana:
H =
Rencana Kedalaman Embung (m)
V =
Volume Total Kebutuhan (liter)
L =
Rencana Luas Lokasi (m2)
Bab 3 Perancangan Embung
Perancangan embung
dilakukan apabila lokasi rencana embung sudah ditetapkan. Pada Gambar 3 dijelaskan
bahwa proses
perancangan embung dimulai dari pengukuran lahan pada lokasi yang sudah
ditentukan hingga pembuatan Bill Of Quantity (BOQ) yaitu estimasi kebutuhan
bahan pekerjaan embung.
Gambar
3. Proses Perancangan Embung
Bagian-bagian yang terdapat dalam suatu
desain embung pada Gambar 4 yaitu:
1.
Kolam
kuras yaitu cekungan tempat berkumpulnya air apabila terjadi kekeringan dan
lokasi penempatan pipa kuras.
2.
Angkur
geomembran untuk menghubungkan dinding dengan slope.
3.
Pipa
outlet atau pipa kuras.
4.
CB
atau boks kontrol. Terdapat 2 CB untuk menguras dan untuk irigasi. CB pipa
kuras lebih dalam dari CB pipa irigasi dengan kemiringan pipa 2%.
5.
Sambungan
pipa dan geomembran dengan metode extrusion
welding untuk merekatkan geomembran dengan pipa.
6.
Saluran
limpasan air untuk menyalurkan air kesumur resapan.
7.
Saluran
Inlet untuk menyalurkan air limpasan permukaan kedalam embung dengan elevasi 2%.
8.
Pagar
keliling untuk melindungi embung dari penggunaan lain yang tidak ditentukan.
9.
Panel
geomembran yang disesuaikan dengan ukuran geomembran tebal 1 mm.
10. Sumur resapan disesuaikan
dengan kebutuhan. Bagian dasar filter terdiri dari kerikil dan ijuk .
11. Pembuatan Bill of Quantity (BOQ) yang berisi jumlah kebutuhan bahan pembuatan
embung sesuai dengan shop drawing.
Gambar 4.
Contoh Rancang Embung Angsoka, Desa Pengla’an Jaya, Kecamatan Tlanakan,
Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur
Bab
4 Pembuatan Embung
Kegiatan pembuatan
embung dilakukan dimulai dari kegiatan, yaitu:
1.
Penggalian
tanah dengan menggunakan excavator dan atau dozer.
2.
Pemasangan
geomembran dengan memastikan permukaan tanah sudah rata dan tidka ada benda
tajam yang bisa merusak.
3.
Penyambungan
geomembran dengan dua tipe yaitu hot wedge welder mnyambungkan geomembran dan geomembran
serta extrusion welder untuk menghubungkan geomembran dan pipa. Setelah geomembran
sudah tersambung dilakukan uji tarik dan kebocoran.
4.
Pengisian
air biasanya dilakukan pada musim hujan. Apabila sudah terisi dilakukan uji
kebocoran dengan membandingkan pan evapori dan
laju penurunan muka air. Apabila terdapat anomali penurunan muka air
maka dipastikan masih terdpat kebocoran.
5.
Pemanfaatan
air dilakukan sesuai dengan tujuan pembangunan
embung.
Bab
5 Penutup
Pembangunan embung
perlu disesuaikan dengan pemanfaatannya. Apabila ditujukan untuk irigasi maka
pemilihan lokasi pembangunan embung akan sangat penting. Umumnya pembangunan
akan diprioritaskan didaerah hulu karena memiliki energi potensial lebih
tinggi.
Penyusun,
Zimmy Permana Sembiring
S.T
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar