Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
aku adalah anak yang dilahirkan untuk mengubah dunia dan aku akan membentuk paradigma baru....

Senin, 13 April 2020

Penentuan Lokasi, Rancangan, dan Pembuatan Embung untuk Pertanian


“Penentuan Lokasi, Rancangan, dan Pembuatan Embung untuk Pertanian”
Budi Indra Setiawan1, Yanuar Chandra Wirasembada1, Wahyu Priya Kusanda 2, Sagita Laksmi Jannati2, Ani Andayani 3
1Institut Pertanian Bogor
2PT Teknindo Geosistem Unggul
3Kementerian Pertanian
Ditelaah oleh: Zimmy Permana Sembiring (Dit. PSPKP Wilayah III)

Bab 1 Pendahuluan
Embung adalah kolam besar yang digunakan untuk menampung air. Terdapat tiga sumber air untuk mengisi embung. Ketiga sumber ini dapat dimanfaarkan secara bersamaan maupun terpisah sesuai potensi wilayah dengan tujuan untuk pemanfaatan air ataupun mengatasi masalah genangan air yang tak terkendali (Gambar 1).
Air hujan ditampung menjadi sumber air bersih dilingkungan dalam permukiman agar mudah diakses masyarakat sedangkan untuk pertanian maka air harus ditampung didaerah hulu untuk dapat kemudian dialirkan menggunakan gaya gravitasi yang kapasitasnya disesuaikan dengan kebutuhan untuk irigasi. Untuk pemanfaatan pertanian perlu dikaji neraca air dan perencanaan.

 







Gambar 1. sumber air embung dan tujuan pembangunan embung

Bab 2 Penentuan Lokasi Embung
Dalam penentuan lokasi embung diperlukan informasi berupa:
1.    Peta Lokasi
2.    Peta Digital Tutupan Lahan (BIG)
3.    Peta Digital Kontur (BIG)
4.    Curah Hujan Harian (BMKG)
Gambar 2.  Diagram proses penentuan lokasi embung.
Pada Gambar 2 dijelaskan bahwa penentuan lokasi melalui hasil uji geoteknik, lokasi harus memiliki kekerasan yang kecil dan mampu digali>4m maka dikatakan layak. Rumus yang dipakai untuk menentukan kedalaman rencana sesuai dengan kebutuhan volume air yaitu

Dimana:
H  =  Rencana Kedalaman Embung (m)
V  =  Volume Total Kebutuhan (liter)
L  =  Rencana Luas Lokasi (m2)

Bab 3 Perancangan Embung
Perancangan embung dilakukan apabila lokasi rencana embung sudah ditetapkan. Pada Gambar 3 dijelaskan bahwa proses perancangan embung dimulai dari pengukuran lahan pada lokasi yang sudah ditentukan hingga pembuatan Bill Of Quantity (BOQ) yaitu estimasi kebutuhan bahan pekerjaan embung.

Gambar 3. Proses Perancangan Embung

Bagian-bagian yang terdapat dalam suatu desain embung pada Gambar 4 yaitu:
1.    Kolam kuras yaitu cekungan tempat berkumpulnya air apabila terjadi kekeringan dan lokasi penempatan pipa kuras.
2.    Angkur geomembran untuk menghubungkan dinding dengan slope.
3.    Pipa outlet atau pipa kuras.
4.    CB atau boks kontrol. Terdapat 2 CB untuk menguras dan untuk irigasi. CB pipa kuras lebih dalam dari CB pipa irigasi dengan kemiringan pipa 2%.
5.    Sambungan pipa dan geomembran dengan metode extrusion welding untuk merekatkan geomembran dengan pipa.
6.    Saluran limpasan air untuk menyalurkan air kesumur resapan.
7.    Saluran Inlet untuk menyalurkan air limpasan permukaan kedalam embung dengan elevasi 2%.
8.    Pagar keliling untuk melindungi embung dari penggunaan lain yang tidak ditentukan.
9.    Panel geomembran yang disesuaikan dengan ukuran geomembran tebal 1 mm.
10.  Sumur resapan disesuaikan dengan kebutuhan. Bagian dasar filter terdiri dari kerikil dan ijuk .
11.  Pembuatan Bill of Quantity (BOQ) yang berisi jumlah kebutuhan bahan pembuatan embung sesuai dengan shop drawing.
Gambar 4. Contoh Rancang Embung Angsoka, Desa Pengla’an Jaya, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur

Bab 4 Pembuatan Embung
Kegiatan pembuatan embung dilakukan dimulai dari kegiatan, yaitu:
1.    Penggalian tanah dengan menggunakan excavator dan atau dozer.
2.    Pemasangan geomembran dengan memastikan permukaan tanah sudah rata dan tidka ada benda tajam yang bisa merusak.
3.    Penyambungan geomembran dengan dua tipe yaitu hot wedge welder mnyambungkan geomembran dan geomembran serta extrusion welder untuk menghubungkan geomembran dan pipa. Setelah geomembran sudah tersambung dilakukan uji tarik dan kebocoran.
4.    Pengisian air biasanya dilakukan pada musim hujan. Apabila sudah terisi dilakukan uji kebocoran dengan membandingkan pan evapori dan  laju penurunan muka air. Apabila terdapat anomali penurunan muka air maka dipastikan masih terdpat kebocoran.
5.    Pemanfaatan air  dilakukan sesuai dengan tujuan pembangunan embung.




Bab 5 Penutup
Pembangunan embung perlu disesuaikan dengan pemanfaatannya. Apabila ditujukan untuk irigasi maka pemilihan lokasi pembangunan embung akan sangat penting. Umumnya pembangunan akan diprioritaskan didaerah hulu karena memiliki energi potensial lebih tinggi.




Penyusun,




Zimmy Permana Sembiring S.T



Tidak ada komentar:

Posting Komentar